TUGAS
ILMU BUDAYA DASAR
RUMAH
ADAT OMO HADA DAN OMO SEBUA
NIAS
SUMATERA UTARA
NIAS
SUMATERA UTARA
DISUSUN OLEH :
ALDI GINANJAR ARDIANSAH
ALDI GINANJAR ARDIANSAH
UNIVERSITAS
GUNADARMA
ATA
2014-2015
Bab 1
1.1
Pendahuluan
Rumah
Adat Tradisional Nias (Omo Hada dan Omo Sebua) merupakan simbol masyarakat Nias
dari zaman dahulu, sebuah karya arsitektur yang unik dan bernilai tinggi, rumah
adat tersebut tidak menggunakan paku
besi untuk menghubungkan masing-masing bagian di rumah adat tersebut, hanya
menggunakan pasak kayu namun terbukti kokoh dan tahan gempa.. Rumah adat
tersebut bertujuan untuk berlindungnya masyarakat Nias, karena konstruksi rumah
yang unik akan menyulitkan musuh (baik binatang buas maupun musuh dari suku lain)
menyerang sang pemilik rumah, biasanya pada sebuah kampung atau desa di Nias
terdapat sekitar 20-30 rumah Omo Hada dan 1 rumah Omo Sebua sebagai rumah
kepala suku, Omo Hada ini adalah bangunan yang memiliki nilai-nilai tradisi dan
budaya yang sangat penting di dalam kehidupan masyarakat di Pulau Nias, bahkan
bangunan ini termasuk bangunan yang sangat dijaga keberadaannya oleh masyarakat
Nias Selatan.
Bab
2
2.1 Tipologi Bangunan
2.1.1 Pengklasifikasian Fungsi Ruangan dalam Bangunan Suku Tradisional Nias
Omo Sebua merupakan rumah yang
berfungsi sebagai kediaman seorang raja yang pernah berkuasa di dalam satu
perkampungan di Pulau Nias. Omo Sebua ini termasuk salah satu bangunan yang
tergolong elite di Pulau Nias. Jika Omo Sebua adalah rumah pemimpin maka Omo Hada
adalah rumah tradisional masyarakat Nias.
Omo
Hada ini dibangun dengan selisih satu abad dari bangunan Omo Sebua, tepatnya
pada abad ke-18 hingga pertengahan abad ke-19. Sehingga jika ditinjau dari segi
historisnya, bangunan Omo Hada ini dibangun pada akhir zaman megalitik di Pulau
Nias. Rumah yang berbentuk empat persegi panjang dan berdiri di atas tiang ini
menyerupai bentuk perahu. Begitu pula pola perkampungan, hiasan-hiasan bahkan
peti matinya pun berbentuk perahu. Dengan bentuk rumah seperti perahu ini
diharapkan bila terjadi banjir maka rumah dapat berfungsi sebagai perahu.
RumahNias bagian utara umumnya
disangga oleh balok-balok kayu berbentuk letter X yang disebut diwa. Diwa
menahan lantai rumah di bagian kolong, selain ada pula siloto yang berupa kayu
panjang yang menempel di bagian bawah papan lantai rumah tersebut. Siloto
langsung menahan lantai rumah, dan merupakan bagian kayu yang paling elastis.
Ada juga gohomo, yaitu kayu-kayu yang tegak lurus menopang dan memagari seluruh
kolong rumah sehingga Omo Hada semakin kokoh sekaligus elastis. Gohomo berada
di bagian terluar pada kolong rumah, sedangkan siloto dan diwa berada di bagian
dalamnya.. Untuk memasuki rumah adat ini terlebih dahulu menaiki tangga dengan
anak tangga yang selalu ganjil 5 – 7 buah, kemudian memasuki pintu rumah yang
ada dua macam yaitu seperti pintu rumah biasa dan pintu horizontal yang
terletak di pintu rumah dengan daun pintu membuka ke atas. Pintu masuk seperti
ini mempunyai maksud untuk menghormati pemilik rumah juga agar musuh sukar
menyerang ke dalam rumah bila terjadi peperangan.
Ruangan
pertama adalah Tawalo yaitu berfungsi sebagai ruang tamu, tempat bermusyawarah,
dan tempat tidur para jejaka. Seperti diketahui pada masyarakat Nias Selatan
mengenal adanya perbedaan derajat atau kasta dikalangan penduduknya, yaitu
golongan bangsawan atau si Ulu, golongan pemuka agama atau Ene, golongan rakyat
biasa atau ono embanua dan golongan Sawaryo yaitu budak. Di bagian ruang Tawalo
sebelah depan dilihat jendela terdapat lantai bertingkat 5 yaitu lantai untuk
tempat duduk rakyat biasa, lantai ke 2 bule tempat duduk tamu, lantai ketiga
dane-dane tempat duduk tamu agung, lantai keempat Salohate yaitu tempat
sandaran tangan bagi tamu agung dan lantai ke 5 harefa yakni untuk menyimpan
barang-barang tamu. Di belakang ruang Tawalo adalah ruang Forema yaitu ruang
untuk keluarga dan tempat untuk menerima tamu wanita serta ruang makan tamu
agung. Di ruang ini juga terdapat dapur dan disampingnya adalah ruang tidur.
Rumah adat Nias biasanya diberi
hiasan berupa ukiran-ukiran kayu yang sangat halus dan diukirkan pada
balok-balok utuh. Seperti dalam ruangan Tawalo yang luas itu interinya dihiasi
ukiran kera lambang kejantanan, ukiran perahu-perahu perang melambangkan
kekasaran. Dahulu, di ruangan ini juga digantungkan tulang-tulang rahang babi
yang berasal dari babi-babi yang dipotong pada waktu pesta adat dalam pembuatan
rumah tersebut.
Menurut cerita, di ruangan ini dahulu digantungkan tengkorak kepala manusia yang dipancumg untuk tumbal pendirian rumah. Tapi setelah Belanda datang, kebiasaan tersebut disingkirkan. Untuk melengkapi ciri khas adat istiadat Nias adalah adanya batu loncat yang disebut zawo-zawo. Bangunan batu ini dibuat sedemikian rupa untuk upacara lompat batu bagi laki-laki yang telah dewasa dalam mencoba ketangkasannya.
Menurut cerita, di ruangan ini dahulu digantungkan tengkorak kepala manusia yang dipancumg untuk tumbal pendirian rumah. Tapi setelah Belanda datang, kebiasaan tersebut disingkirkan. Untuk melengkapi ciri khas adat istiadat Nias adalah adanya batu loncat yang disebut zawo-zawo. Bangunan batu ini dibuat sedemikian rupa untuk upacara lompat batu bagi laki-laki yang telah dewasa dalam mencoba ketangkasannya.
Gambar 1 : Rumah Adat Omo Hada
2.2 Filosofi dan Tradisi Kehidupan
Suku Tradisional Nias
2.2.1 Filosofi
Suku
Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di pulau Nias. Dalam bahasa aslinya, orang
Nias menamakan diri mereka "Ono Niha" (Ono = anak/keturunan; Niha =
manusia) dan pulau Nias sebagai "Tanö Niha" (Tanö = tanah). Suku Nias
adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang masih
tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut fondrakö yang mengatur
segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian. Suku Nias mengenal
sistem kasta(12 tingkatan Kasta). Dimana tingkatan kasta yang tertinggi adalah
"Balugu". Untuk mencapai tingkatan ini seseorang harus mampu
melakukan pesta besar dengan mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan
ekor ternak babi selama berhari-hari.
2.2.2 Tradisi
Kehidupan Suku Tradisional Nias
Dulu
Suku Nias sering berperang antar kampung. Biasanya pemicu perang adalah
perebutan lahan atau bahkan merebut kampung orang lain. Akhirnya untuk mempertahankan kekuasaan dan
kampungnya dari serangan penduduk kampung lain, setiap Si’ulu berinisiatif
mengumpulkan pemuda desa untuk dilatih perperang. Ada banyak tradisi suku
tradisional nias diantaranya yang terkenal adalah adalah Fahombo (Lompat
Batu) dan Fataele/Faluaya (Tari
Perang). Fahombo, Hombo
Batu atau dalam bahasa Indonesia "Lompat Batu" adalah olahraga
tradisional Suku Nias.
2.2.2.1 Lompat Batu (Fahombo)
Olah
raga yang sebelumnya merupakan ritual pendewasaan Suku Nias ini banyak
dilakukan di Pulau Nias dan menjadi objek wisata
tradisional unik yang teraneh hingga ke seluruh dunia.Mereka harus melompati
susunan bangunan batu
. Di masa lampau, pemuda Nias akan mencoba
untuk melompati batu dan jika mereka berhasil mereka akaan menjadi lelaki
dewasa dan dapat bergabung sebagai prajurit untuk berperang dan menikah. Sejak
usia 10 tahun, anak lelaki di Pulau Nias akan bersiap untuk melakukan giliran
"fahombo" mereka. Sebagai ritual, fahombo dianggap sangat
serius dalam adat Nias.
Anak lelaki akan melompati batu tersebut untuk mendapat status kedewasaan
mereka, dengan mengenakan busana pejuang Nias, menandakan bahwa mereka telah
siap bertempur dan memikul tanggung jawab laki-laki dewasa.
Batu yang harus dilompati
dalam fahombo berbentuk seperti sebuah monumen piramida dengan
permukaan atas datar. Tingginya tidak kurang dari 2 meter, dengan lebar 90 cm,
dan panjang 60 cm. Pelompat tidak hanya harus melompati tumpukan batu tersebut,
tapi ia juga harus memiliki teknik untuk mendarat, karena jika dia mendarat
dengan posisi yang salah, dapat menyebabkan cedera otot atau patah tulang.
Di masa lampau, di atas papan batu bahkan ditutupi dengan paku dan bambu runcing,
yang menunjukkan betapa seriusnya ritual ini di mata Suku Nias. Secara taktis
dalam peperangan, tradisi fahombo ini juga berarti melatih prajurit
muda untuk tangkas dan gesit dalam melompati dinding pertahanan musuh mereka,
dengan obor di
satu tangan dan pedang di
malam hari. Jadi secara tidak langsung tradisi Lompat Batu ini terlahir dari
konflik perang yang terjadi antar kampung.
Gambar 2 : Lompat Batu (Fahombo)
2.2.2.2 Tari Perang (Fataelae/Faluaya)
Tari
Perang (Fataelae/Faluaya) lahir berbarengan dengan tradisi Homo Batu , dalam
menarikan tarian ini, penari mengenakan pakaian warna warni terdiri dari warna
hitam, kuning dan merah, dilengkapi dengan mahkota di kepala. Layaknya kesatria
dalam peperangan penari juga membawa Tameng, pedang dan tombak sebagai alat
pertahanan dari serangan musuh. Tameng yang digunakan terbuat dari kayu
bebentuk seperti daun pisang berada di tangan kiri yang berfungsi untuk
menangkis serangan musuh. Sedangkan pedang atau tombak berada di tangan kanan
berfungsi untuk melawan serangan musuh. Kedua senjata ini merupakan senjata
utama yang digunakan kesatria nias untuk berperang.
Ketika dipertunjukkan prosesi tarian ini dipimpin seorang komando layakya prosesi dalam perang yang dipimpin oleh seorang panglima. Kemudian dia akan mengomando penari untuk membentuk formasi berjajar panjang yang terdiri dari empat jajar. Posisi komando berada di depan menghadap kearah penari. Tarian kemudian dimulai dengan gerakan kaki maju mudur sambil dihentakkan ke tanah dan menerikkan kata-kata pembangkit semangat. Makna gerakan ini adalah kesiapan pasukan untuk maju ke medan perang dengan penuh semangat kepahlawanan. Kemudian diikuti dengan formasi melingkar yang bertujuan untuk mengepung musuh, setelah musuh terkepung para kesatria akan dengan mudah untuk melumpuhkan mereka.
Gambar 3 : Tari Perang (Fataelae/Faluaya)
2.3 Hubungan
Tipologi Bangunan dengan Filosofi Hidup Suku Tradisional Nias
Setiap
Omo Hada memiliki enam tiang utama yang menyangga seluruh bangunan. Empat tiang
tampak di ruang tengah rumah, sedang dua tiang lagi tertutup oleh papan dinding
kamar utama. Dua tiang di tengah rumah itu disebut simalambuo berupa kayu bulat
yang menjulang dari dasar hingga ke puncak rumah. Dua tiang lagi adalah manaba
berasal dari pohon berkayu keras dipahat empatsegi, demikian pula dua tiang
yang berada di dalam kamar utama. Setiap tiang mempunyai lebar dan panjang
tertentu satu dengan lainnya. Semakin lebar jarak antara tiang simalambuo
dengan tiang manaba maka semakin berpengaruhlah si pemilik rumah.
Rumah
adat di Nias tidak memiliki jendela. Sekelilingnya hanya diberi teralis kayu tanpa
dinding sehingga setiap orang di luar rumah dapat mengetahui siapa yang berada
di dalamnya. Desain ini menandakan orang Nias bersikap terbuka, jadi siapapun
di desa dapat mengetahui acara-acara di dalam rumah, terutama yang berkaitan
dengan adat dan masalah masyarakat setempat. Pemilik rumah bersama ketua adat
duduk di bangku memanjang di atas lantai yang lebih tinggi disebut sanuhe
sambil bersandar ke kayu-kayu teralis, sedangkan yang lainnya duduk di lantai
lebih rendah atau disebut sanari. Setiap acara adat akan berlangsung di dalam
rumah, terlebih dulu seisi kampung diundang dengan membunyikan faritia (gong)
yang tergantung di tengah rumah. Faritia di rumah adat Nias Selatan dilengkapi
oleh fondrahi, yaitu tambur besar sebagaimana terlihat di Omo Sebua rumah besar
untuk raja dan bangsawan.
masyarakat Nias pada umumnya
memiliki kesadaran akan adanya perubahan- perubahan dalam kehidupan baik
itu menyangkut lingkungan alam, norma dan nilai sehinggadiperlukan
seperangkat hukum yang juga adaktif. Konsep ini dimungkinkan berakar
dari pemahaman strategi adaptasi yang dimiliki pada masa Mesolitik.
Keberadaan hukum yangdisertai dengan sangsi merupakan bentuk hukum yang cukup lengkap. Keberadaan organisasisosial yang berfungsi dalam kaitannya dengan pemerintahan dan adat sangat menunjangkeberlangsungan sebuah masyarakat yang teratur. Keberadan konsep tersebut dalam konteks pembabakan budaya Neolitik merupakan sesuatu yang sangat luar biasa.
Keberadaan hukum yangdisertai dengan sangsi merupakan bentuk hukum yang cukup lengkap. Keberadaan organisasisosial yang berfungsi dalam kaitannya dengan pemerintahan dan adat sangat menunjangkeberlangsungan sebuah masyarakat yang teratur. Keberadan konsep tersebut dalam konteks pembabakan budaya Neolitik merupakan sesuatu yang sangat luar biasa.
Kelebihan tersebutsemakin mantap dengan adanya upaya untuk selalu memperbaharui hukum tersebut.Sehingga dapat dikatakan bahwa masyarakat Nias sudah sejak lama tertata dalam hukumsehingga sudah sangat teratur hidupnya.Kesadaran akan potensi lingkungan yang berbeda dengan harapannya tidak menyurutkanuntuk tetap berkarya dan meneruskan budayanya, seperti halnya ketiadaan logam yangdisikapi dengan bahan kayu pada fo’ere sebagai sarana prosesi religi merupakan aspek kearifan yang juga sangat penting untuk disebarluaskan.Berbagai kearifan yang ada pada masyarakat Nias merupakan modal sosial yang sangat penting untuk ditanamkan pada seluruh masyarakat terutama pada generasi muda. Kearifanyang diungkapkan tersebut di atas merupakan hasil dari adaptasi masyarakat Nias terhadaplingkungan, manusia dan kebudayaan, sehingga dapat dikatakan bahwa karakter darimasyarakat Nias adalah adaptif. Karakter yang adaptif tersebut juga merupakan bentuk jatidiri masyarakat Nias. beberapa kearifan tersebut sangat mungkin dapat disebarluaskan pada masyarakat umum (di luar masyarakat Nias) mengingat memiliki nilai-nilai yang bersifat universal.
Gambar 4 : Rumah
adat Omo Hada
Bab
3
Kondisi
geografis Pulau Nias yang berada pada jalur patahan, sehingga menjadikan areal
inisering mendapatkan gempa. Tampaknya kondisi pulau seperti itu disikapi
dengan pembuatanarsitektur yang khas yang kiranya mampu memberikan ketahanan
jika terjadi gempa. Selainitu juga arsitektur di Pulau Nias menggambarkan aspek
sosial dan religi masyarakatnya.Sehingga arsitektur rumah tinggal pada
masyarakat Nias merupakan penggambaran aspek lingkungan, manusia dan religinya.
Adapun aspek yang mencirikan akan adanya kearifandalam menyikapi gempa
diantaranya adalah keberadaan tiang-tiang penyangga yang disusununtuk
menopang beban yang berat dicerminkan lewat ukuran tiang yang cukup besar
danlewat persilangan-persilangan balok-balok yang dirancang vertikal,
horisontal dan diagonal.
Arsitektur dengan tiang penyangga seperti itu kiranya memberi arti positif bagi perkembangan arsitektur moderen dan juga dalam upaya mendapatkan pondasi rumah yang kokoh. Keberadaan rumah di Nias bagian selatan yang cenderung tingggi dan besar dibuat berhimpitan seperti sebuah gerbong kereta juga merupakan upaya untuk mendapatkankekuatan yang lebih dalam menghadapi goncangan. Selain itu rumah juga merupakan simbolyang menggambarkan adanya struktur dalam masyarakat dan juga dalam kosmologi. Sehingga rumah adat dalam masyarakat Nias juga berstruktur yang terkait dengan struktur sosial di masyarakat. Mengingat rumah adat itu juga menyimbolkan aspek religi (kosmologi) maka fungsi rumah juga digunakan dalam prosesi religi.
Gambar 5 :
Arsitektur Rumah adat Suku Nias
Bab
4
4.1 Kesimpulan
Rumah
omo hada dan omo sebua merupakan rumah tradisional masyarakat nias yang
berfungsi sebagai tempat berlindung atau benteng pertahanan karena konstruksi
rumah yang unik akan menyulitkan musuh (baik binatang buas maupun musuh dari
suku lain) menyerang sang pemilik rumah, dan juga sebagai tempat berkumpulnya
masyarakat nias. Rumah tersebut juga memiliki peran penting sebagai status
kasta sang pemilik, memiliki arsitektur tradisional yang dapat bertahan ratusan
tahun dan dapat lulus dari uji ketahanan terhadap gempa bumi dahsyat. Rumah
tersebut dibangun tanpa menggunakan paku atau logam apapun melainkan hanya
mengunakan pasak kayu sebagai penghubung antar kayu, biasanya pada sebuah
kampung atau desa di Nias terdapat sekitar 20-30 rumah Omo Hada dan 1 rumah Omo
Sebua sebagai rumah kepala suku, Omo Hada ini adalah bangunan yang memiliki
nilai-nilai tradisi dan budaya yang sangat penting di dalam kehidupan
masyarakat di Pulau Nias, bahkan bangunan ini termasuk bangunan yang sangat
dijaga keberadaannya oleh masyarakat Nias Selatan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://sosbud.kompasiana.com/2012/11/13/rumah-adat-tradisional-Nias-akankah-tinggal-sejarah-508651.html
(06/03/2015 (9.55))
(06/03/2015 (9.55))
http://jalan2.com/city/pulau-Nias/omo-hada-2/
(06/03/2015 (09.58))
(06/03/2015 (09.58))
https://archnewsnusantara.wordpress.com/2009/08/09/omo-sebua-rumah-adat-Nias-utara/
(06/03/2015 (10.01)
(06/03/2015 (10.01)
http://galleryononolan.blogspot.com/2013/08/omo-hada-rumah-adat.html
(06/03/2015 (10.03))
(06/03/2015 (10.03))
http://sidomi.com/139686/inilah-empat-rumah-adat-indonesia-yang-tahan-gempa/
(06/03/2015 (10.08))
(06/03/2015 (10.08))
https://sisteminformasipulauNias.wordpress.com/2014/10/20/omo-hada-rumah-adat-Nias/
(06/03/2015 (10.09))
(06/03/2015 (10.09))
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Nias#Budaya_Nias
(12/03/2015 (20. 04))
(12/03/2015 (20. 04))
http://indonesia.travel/id/destination/730/pulau-nias/article/210/tari-fataele-tari-perang-khas-nias-selatan
(12/03/2015 (20.27))
(12/03/2015 (20.27))
https://www.academia.edu/3169575/karakter_masyarakat_nias
(12/03/2015(20.52))
(12/03/2015(20.52))
http://www.wacananusantara.org/Nias-nilai-nilai-sosial-serta-budayanya/
Sumber Rujukan:
Morabito, Antonio.1994. Indonesia Archipelago of Wonders. Jakarta: PT. Prajnawati.
Soebadyo, Haryati, dkk. 2002. Indonesian Heritage: Arsitektur. Jakarta: Buku Antar Bangsa.
Esther Pormes Telaumbanua, (Ketua Yayasan Tatuhini Nias Bangkit.). www .suarapembaharuan.com.
(12/03/2015 (21. 16))
Sumber Rujukan:
Morabito, Antonio.1994. Indonesia Archipelago of Wonders. Jakarta: PT. Prajnawati.
Soebadyo, Haryati, dkk. 2002. Indonesian Heritage: Arsitektur. Jakarta: Buku Antar Bangsa.
Esther Pormes Telaumbanua, (Ketua Yayasan Tatuhini Nias Bangkit.). www .suarapembaharuan.com.
(12/03/2015 (21. 16))
ASSALAMU ALAIKUM.WR.WB.. SAYA TERMASUK ORANG YANG GEMAR BERMAIN TOGEL,SETELAH SEKIAN LAMANYA SAYA BERMAIN TOGEL AKHIRNYA SAYA MENEMUKAN NOMOR SEORANG PERAMAL TOGEL YANG TERKENAL KEAHLIANNYA DI SELURUH DUNIA,NAMANYA (KIYAI PATI). DAN SAYA BENAR BENAR TIDAK PERCAYA DAN HAMPIR PINSANG KARNA KEMARIN ANGKA GHOIB YANG DIBERIKAN OLEH KIYAI 4D DI PUTARAN SGP YAITU 3411 TERNYATA BETUL-BETUL TEMBUS. PADAHAL,AWALNYA SAYA CUMA COBA COBA MENELPON DAN SAYA MEMBERITAHUKAN SEMUA KELUHAN SAYA KEPADA KIYAI PATI DISITULAH ALHAMDULILLAH KIYAI PATI TELAH MEMBERIKAN SAYA SOLUSI YANG SANGAT TEPAT DAN DIA MEMBERIKAN ANGKA YANG BEGITU TEPAT..,MULANYA SAYA RAGU TAPI DENGAN PENUH SEMANGAT ANGKA YANG DIBERIKAN KIYAI ITU SAYA PASANG DAN SYUKUR ALHAMDULILLAH BERHASIL SAYA JACKPOT DAPAT 500.JUTA,DAN BETAPA BAHAGIANYA SAYA BERSUJUD-SUJUD SAMBIL BERKATA ALLAHU AKBAR…..ALLAHU AKBAR….ALLAHU AKBAR….SEKALI LAGI MAKASIH BANYAK YAA KIYAI,SAYA TIDAK AKAN LUPA BANTUAN DAN BUDI BAIK KIYAI, BAGI ANDA SAUDARAH-SAUDARAH YANG INGIN MERUBAH NASIB SEPERTI SAYA TERUTAMA YANG PUNYA HUTANG SUDAH LAMA BELUM TERLUNASI SILAHKAN HUBUNGI KIYAI PATI DI NOMOR HP: {_0852_1741_5657_}
BalasHapusBUTUH ANGKA GHOIB HASIL RTUAL BELIAU
angka;GHOIB: singapura
angka;GHOIB: hongkong
angka;GHOIB; malaysia
angka;GHOIB; toto magnum
angka”GHOIB; laos…
angka”GHOIB; macau
angka”GHOIB; sidney
angka”GHOIB: vietnam
angka”GHOIB: korea
angka”GHOIB: brunei
angka”GHOIB: china
angka”GHOIB: thailand